Jumat, 23 Juni 2017

Kisah Menarik dari Syaikh Abdurrazaq Al-Badr -hafizahullah-

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, pelimpah rahmat dan karunia bagi seluruh alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam, keluarga, para sahabat dan pengikut beliau hingga hari kiamat. Amma ba'du.
         Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan pesan masuk dari WhatsApp dan saya memeriksanya. Rupanya, pesan ini dikirimkan oleh seorang Syaikh kenalan saya yang bernama Syaikh At-Taysir -hafizahullah-. Beliau bekerja di cabang 'Arabul Quran di Saudi Arabia. Pusatnya ada di Mesir. Beliau tidak mengirimkan pesan tulis, hanya sebuah audio dan do'a yang acap kali disunnahkan pada Lailatul Qadr. Saya membuka file audio tersebut dan ternyata itu adalah sebuah kisah yang diceritakan oleh Syaikh Abdurrazaq Al-Badr.
          Beliau adalah seorang Syaikh yang sering mengisi di Indonesia. Beliau pernah mengunjungi ma'had tempat saya belajar, ALBINAA dan memberikan materi tentang Adz-Dzakaa Al-Ijtimaa'i (Kemampuan dalam Bergaul dengan Manusia) yang menjelaskan tentang tips bergaul sesama manusia dan beliau juga pernah mengisi di Masjid Al-Istiqlal, Jakarta dengan materi yang bertema Al-Amn (Keamanan) di mana beliau menjelaskan pentingnya stabilitas keamanan negara, dan Man Auliyaa'u Allah (Siapakah Wali-Wali Allah). 3 judul tadi adalah kuliah beliau yang saya hadiri. Sebenarnya, beliau memberikan materi di Indonesia sering sekali.
           Beliau, Syaikh Abdurrazaq -hafizahullah-  saat itu sedang membicarakan malam Lailatul Qadr dan beliau memberikan do'a yang diriwayatkan dari hadits Aisyah radhiyallahu 'anha ketika ia bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam do'a apa yang harus dibaca pada saat Lailatul Qadr. Beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjawab :
 قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

"Berdo'alah: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, suka memaafkan, maka maafkanlah aku."(HR.At- Tirmidzi No.3513)
           Setelah itu, beliau, Syaikh Abdurrazaq -hafizahullah- menceritakan seperti ini dalam audio yang dikirimkan ke saya  :
          " Saya akan mengisahkan sebuah cerita. Saya menceritakan apa yang berfaidah saja. Tidak ada yang saya ceritakan kecuali saya ingin memberikan faidahnya. Beberapa tahun yang lalu, di malam ke 27 Ramadhan, saya keluar menuju Masjidil Haram bersama ayah dan kakek saya rahimahullah. Saat itu, ada sebuah mobil yang terletak jauh dari rumah kami. Di dalam mobil tersebut, ada suara musik yang keras dimainkan. Malam 27 ini diperkirakan sebagai Lailatul Qadr. Saya menghampiri mobil tersebut. Ternyata, di dalamnya, ada sekelompok anak-anak muda. Aku berkata kepada mereka, "Wahai anak-anak muda. Apakah kalian tidak mampu untuk shalat bersama para manusia dan berdo'a kepada Allah 'Azza wa Jalla di malam yang mulia ini? Minimal, matikan suara keras ini." Maka, mereka mematikannya.
           Kemudian, saya menyebutkan hadits ini (hadits yang tadi saya bicarakan), hadits dari Aisyah radhiyallahu 'anha. Kemudian, saya berkata kepada pemuda yang duduk dekat saya, "Apakah kamu hafal do'a tadi ?". Sang pemuda menjawab, "Ya." Kemudian, saya katakan, "Ulangi do'anya." Namun, setelah itu pemuda ini ingin mengulanginya sekali lagi. Kemudian, saya ulangi do'a tersebut dua kali untuknya. Lalu, saya katakan lagi, "Ulangi do'anya." Maka, mereka, para pemuda tersebut mengulangi do'anya. Kemudian, saya katakan kepada mereka, "Ini harus diulang-ulang. Hendaknya lidah-lidah kalian basah karenanya."                        
          Setelah itu, saya lupa lagi. Kira-kira, 5 atau 6 tahun kemudian, saya pergi ke sebuah badan keagamaan di salah satu kota. Saya bertemu dengan beberapa staff di sana. Setelah saya menyelesaikan urusan saya, saya duduk dan di sebelah saya ada seorang pemuda yang berjenggot, terlihat baik. Kemudian, pemuda ini berkata, "Apakah Anda ingat kelompok pemuda yang ceritanya seperti ini dan itu?" Dia ingat saya. Maka, saya katakan, "Ya. Saya ingat." Kemudian, pemuda ini berkata, "Saya adalah salah satu dari mereka. Demi Allah, Allah 'Azza wa Jalla telah memberiku petunjuk di malam itu." Ia berkata, " Sejak malam itu, saya terus mengucapkan do'a tersebut. Aku berdo'a kepada Allah dan mengulang-ulang do'a tersebut. Tidaklah tersisa di hatiku cinta kepada sesuatu yang batil dan haram." Ia berkata, "Allah telah menghilangkannya."
          Yang ingin saya sampaikan adalah sudah seyogyanya bagi kita untuk bekerja sama dalam perkara ini (dakwah kepada kebaikan). Sekarang, sudah ada sarana-sarana komunikasi. Kalau Anda punya kerabat yang pernah berbuat dosa atau maksiat, kirimlah kepada mereka nasihat. Katakanlah, 'Saya memberikanmu nasihat dengan cara memperbanyak doa ini :
 اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, suka memaafkan, maka maafkanlah aku." (HR. At-Tirmidzi No.3153)  
       
          Perbanyaklah do'a yang agung ini di 10 hari terakhir.' 

          Begitulah sekiranya kisah yang disampaikan Syaikh Abdurrazaq hafizahullah yang tentunya memberikan kita faidah yang amat mulia. Hendaknya kita memperbanyak do'a yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Do'a yang akan membersihkan dosa dan maksiat yang kita perbuat. Sebab, jikalau Allah sudah memaafkan, maka dosa itu tidak lagi teranggap dan seakan-akan kita tidak pernah melakukannya. 
         Demikian. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Walhamdulillahirabbil 'alamin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar